Senin, 04 November 2013

FF ~ I love but I hate the rain 1 (part 2)

I LOVE but I HATE the RAIN




I LOVE but I HATE the RAIN 1 (part 2)
Author : ICHAmpion alias Icha Sie Rizqa
Genre : Sad, Romance (?)
Cast : Seo Joo Hyun (GG) sbg Noh Ri Ah, Byun Baekhyun (EXO), Hwang Zi Tao (EXO), Kwon Yuri (GG).
*nanti klo ada yang namanya Chaerin itu maksudnya adalah Yuri coz awalnya bukan Yuri yg aku jadi'n cast tapi CL 2NE1
Akan ada penambahan Cast seiring waktu ...
Maaf klo ada kata-kata yang salah...
RCL yaa ^^


(: HAPPY READING :)



“Ini sudah jam pelajaran ke 5!! Kenapa belum selesai selesai juga! Hu-uh! Menyebalkan!” cibirku di sela-sela membersihkan toilet
“itu karna kau selalu mengomel! Tidak membersihkannya!” yak, berani sekali namja bodoh ini berkata seperti itu!
“Maksudmu, aku cerewet?!”
“Ternyata kau mengerti juga yaa” dia tesenyum meremehkan
“yak! Maksudmu?!!” aku menghampirinya dan kemudian menghempaskan pel lantai di depan wajahnya “kalau begitu, kau kerjakan saja sendiri!” aku hendak pergi meninggalkannya
“tidak bisa begitu!” dia mencegat tangan kananku
“apaan sih namja bodoh!”
“yak! Kubilang jangan panggil aku namja bodoh! Aku punya nama!” dia menatapku sebentar dan kemudian kembali pada pekerjaannya semula yaitu membersihkan toilet.
“aku tahu kau punya nama!”
“kalau begitu jangn panggil aku namja bodoh, cerewet!”
“Namja bodoh!! Aku bukan cerewet! Bodoh!”
“kalau bukan cerewet? Trus apa?”
“ya.. ya.. panggil namaku saja! Bodoh” ucapku sedikit gagap
“Kubilang jangan panggil aku bodoh! Cerewet!”
“Yak! Bodoh! Bodoh! Bodoh!”
“Cerewet! Cerewet! Cerewet!”
“Bodoo~h!”
“Cerewee~t!”
Aku mulai frustasi dengan keadaan ini, jadi lebih baik ku tanya lagi siapa namanya supaya aku tidak lebih panas dari ini.
“Baiklah namja Bodoh! Siapa namamu?!!”
“dari tadi kek tanya nama gue” cibirnya
“Ayo! Siapa namamu!”
TAO
‘whaat?? Masih TAU juga?? Berapa kali aku harus bertanya padanya!!’ emosiku dalam hati
“Kubilang namamu!”
TAO
“Aaahhh!! Jinjja!! ... kau membuatku emosi lagi namja Bodoh”
“yak! Kau pikir hanya kau yang emosi! Aku juga tahu!” kesalnya
“Kalau begitu, supaya kita sama-sama tidak emosi kau jawab yang benar pertanyaanku! ...” aku menelan air liurku “SEBENARNYA SIAPA NAMAMUU~” aku berteriak
TAO!! Kubilang TAO” dia sedikit berteriak
“Yak!! Bisakah kau tidak mengucapkan kata TAU! Aku kan bertanya namamu!” aku membentaknya
“Namaku itu TAO!! Mengerti tidak!” dia balik membentakku dengan berteriak
Akhirnya aku yang sudah panas tambah panas karena jawabannya hanya TAU TAU dan TAU.
Aku pun mendorongnya kesal!
“Yak! Apa yang kau lakukan!” dia terlihat terkejut dengan apa yang aku lakukan, yaitu mendorongnya.
“Jawab yang benar donk!! Siapa namamu!!” aku kembali berteriak, dan ini tepat di telinganya.
“Namaku TAO!! TAO!! HUANG ZI TAO!!” dia berteriak tak kalah di telingaku.
‘apa yang ku dengar tadi?? Namanya Tao?? H..hhuang Zi Tao?!’ bicaraku dalam hati
“apa kau dengar! Kubilang TAO! Huang Zi Tao!!” dia kembali berteriak
“yak!! Kau pikir aku tuli!! Berteriak sekali saja sudah cukup!” aku mendorong dirinya agar menjauh dariku
“Aku tahu kau tidak tuli, tapi apa kau mendengar apa yang ku ucapkan tadi?!” dia kembali mendekatiku
‘jika namanya Huang Zi Tao, berarti dari tadi pagi dia meneriakkan namanya TAO bukan TAU... Omona! Apa aku yang tidak peka atau dia yang menyebut TAO jadi TAU??’ aku berpikir keras dalam hati dan otakku
“Hello~!!” dia melambai-lambaikan tangannya ke arahku, sepertinya dia menyadari kalau aku melamun sekarang.
“Yak!” aku berteriak kaget
“Ku bilang apa kau mendengar ucapanku tadi?” dia mengulangi pertanyaannya
“Ne! Ne! Ne! Aku mendengarnya” aku malas menatapnya
“Kalau begitu kau sudah tahukan namaku Tao?” dia bertanya
“Iya TAU!” ucapku
“Yak!! Namaku TAO bukan TAU!!” dia terlihat memanyunkan bibirnya, ekspresi apa ini?! Membuatku kesal padanya
“Iya iya”
“Ingat ya TAO! T.A.O! TAO!!
“Ne TAO” aku diam untuk berpikir sejenak dengan apa yang ada di pikiranku sekarang
“Yak! Mengapa kau tidak bilang dari tadi pagi kalau namamu itu TAO!!” aku mulai kesal lagi
“Dari tadi pagi aku sudah bilang namaku adalah TAO, kau saja yang tidak peka pada ucapanku!!” dia kesal
“Bukan aku yang salah! Tapi kau! Kau yang mengatakannya tidak jelas!” aku membela diriku
“yak! Kau tidak mau mengaku!”
“apa yang harus ku akui?!”
“Kau yang tidak peka terhadap ucapanku! Namaku TAO bukan TAU!!” teriaknya dan melangkah meninggalkanku
“Yak! Jangan tinggalkan aku!” aku mengejarnya dan akhirnya aku mendapatkan tangannya dan menghentikan langkahnya
“Kau menyuruhku untuk membersihkannya sendiri apa? Kau namja atau bukan sih?!” aku mengomelinya karena meninggalkanku
“Kau sepertinya tidak berpikir dulu sebelum berbicara!” dia berkata dingin dengan melihatku dari ekor matanya
“Untuk?” aku bingung sekaligus merasa takut dengan tatapannya seperti itu
“Lihat! lantai ini sudah bersih!” dia menunjuk ke arah bawah
Omo! Apa aku terlihat bodoh di hadapannya? Kenapa aku seperti orang bodoh sih! Ri Ah seharusnya kau berpikir dulu! Omo!!!
Aku hanya tersenyum canggung padanya dia kembali meninggalkanku.
‘Apa yang sedang terjadi padanya? Wajahnya berubah dari kesal menjadi dingin seperti itu’ pikirku keras dalam otak.
‘apa dia marah padaku?’ pikirku lagi
Aku melangkah dan melihat dia bersandar di dinding, tanpa menatap wajahnya aku melaluinya.
“Tunggu...” ucapnya dingin
Aku terkejut dan meliriknya sebentar melalui ekor mataku
‘Omo!! Menakutkan sekali wajahnya’ pikirku spontan
“W..wae?” ucapku senormal mungkin melihat keadaannya yang berubah drastis tanpa berbalik badan
“Aku lupa, aku tidak tahu kelas kita yang mana? hehe” ucapnya sambil tersenyum
*Gubrak!
Aku menepuk dahiku melihat senyumannya yang terlalu di buat buat.
Aku serasa mau pingsan mendengar ucapannya dan tingkahnya yang berubah drastis lagi padaku.
Omo! Namja ini benar-benar! Huh!
“Makanya! Jangan tinggalkan aku!” aku melanjutkan langkahku tanpa menoleh ke arah nya.
Sepertinya dia mengikutiku.
Teet!! Pergantian jam pelajaran, sekarang sudah jam pelajaran ke 6.
~oOo~
 
Beberapa lama kemudian kami telah sampai di depan kelasku XIA.
Aku masuk kelas tanpa menghiraukan namja itu dan guru di depan kelas. Ku lihat Baekhyun telah berada di kursinya, paling belakang dekat dengan jendela, hanya terhalang 2 buah meja dari samping. Sambil berjalan ke arahnya aku tersenyum.
“Kau sudah duluan rupanya” ucapku setelah duduk di sebelah kursinya, lebih dekat dengan jendela. Ia mengangguk.
“kau sendiri? Mengapa baru saja masuk?” ucapnya menghadapku
“kau tahukan, toilet begitu luas?” kataku sambil mengeluarkan buku dalam tasku, dia hanya mengangguk dan meneruskan catatannya.
“Yak! Kalian berdua kenapa?” terdengar suara yeoja yang duduk di depanku
“Biasa, aku kena hukuman” ucapku enteng menjawab pertanyaan yeoja itu
“Baekhyun?” yeoja itu mengajukan pertanyaan padaku
Baekhyun? Oh iya aku lupa meminta maaf padanya. Omo! Aku harus meminta maaf segera.
“Baa..” baru saja aku ingin meminta maaf Mr Lee sudah memotongnya. U-uh!
“Sudaaahh, sudah!! Tenang semua tenang!!” Mrs Jung guru Bahasa Inggris menenangkan kelas
“Be silent, be silent please!” ucap Mrs Jung mencoba menenangkan kelas kami yang ricuh
“Ya bagus, ini ada siswa baru yang masuk ke kelas ini, ayo perkenalkan dirimu” Mrs Jung menyuruh si namja bodoh alias si TAO Isi itu.
“Haaaaaii~!” ucap namja bodoh itu sok imut dengan cengar cengir di depan kelas melambaikan tangannya
“Hai, perkenalkan namaku TAO! Eh Huang Zi Tao!” aku sebenarnya malas menatapnya tapi kan ini terpaksa jadi aku mendengar dia memperkenalkan diri.
Setelah dia memperkenalkan diri banyak yeoja ataupun namja yang berteriak, entah karena apa mereka berteriak seperti itu.
“Tao kau tampan sekali!!” ucap Geurim, yeoja yang duduk di depan
“Sepertinya kau berotot yah?!” ucap salah seorang namja yang berjalan menghampirinya dan memegang lengan bajunya, meraba-raba.
“Kyyyaaaaaaa!!” ucap yeoja dan namja, entah aku tidak mengerti apa maksud dari teriakan mereka.
“Baiklah Zi Tao, kau duduk di ujung sana di samping jendela dan dekat Ri Ah” perintah Mrs Jung sambil menunjuk kursi di sampingku.
‘apa??!! Dia duduk di kursi itu? Omo! Mengapa aku harus dekat dengan namja bodoh ini! Dasar Tau Isi!!’ protesku pada Mrs Jung dalam hati.
Namja bodoh itu berjalan ke arahku, maksudnya ke arah kursi yang di tunjuk oleh Mrs Jung.
“Kyyaaa!!” teriak yeoja yang ada di depanku ini, Kwon Yuri.
“Kau kenapa Yuri?” aku menatapnya bingung
“Yak!! Dia cute juga yaa!” ucapnya tanpa ke arahku malah ke arah namja bodoh itu.
“Yak! Kau bilang apa?? Dia cute?! Cih!!” aku merasa ingin muntah ketika Yuri sahabatku mengatakan kalimat itu.
“Semua tenang!” kata Mrs Jung menegur kelas kami yang riuh “Baiklah, sekarang kalian semua bawa buku pelajaran kalian ke Lab. Bahasa! Oke?” perintah Mrs Jung, “Oh ya, Tao kau sudah memiliki bukunya kan?” Tao mengangguk sesampainya di tempat duduknya “Oke semuanya segera berkumpul yaa!!” lanjut Mrs Jung kemudian keluar ruangan.
Aku mengambil semua bukuku yang berbau Bahasa Inggris yang ada dalam tas, dan bergegas ke Lab. Bahasa.
“Hai Ri Ah!” aku menoleh ke sumber suara tersebut dan ku temui Namja bodoh itu berdiri di depanku sambil tersenyum
Aku heran “Kenapa kau senyam-senyum?”
“Ri Ah, ayo pergi!” Baekhyun menarik tanganku
“Yak, Ri Ah tunggu aku” terdengar suaranya, Tao yang berteriak.
“Yak, lebih baik kau bersamaku saja, bagaimana?” kulihat ChaeRin mengajak Tao
“ah! Apa-apaan anak itu” gumam Baekhyun
“Ayolah, mereka memang begitu” bicara Yuri “aku saja sering di tinggalkan mereka” lanjutnya
“Yak!! Itu karena kau lemot Kwon Yuri” aku berbalik badan diikuti BaekHyun
“kalau kau tidak mau kami tinggalkan, ayo cepat Yuri” suruh Baekhyun
“Ne ne!”jawab Yuri ketus “Ayo Tao!” Yuri menggandeng tangan Tao? Omo, dasar yeoja ini!
“yak, ayo cepat jalan! Bukan aku kan yang lemot tapi kalian” ucap Yuri sambil menggandeng tangan Tao berjalan melewati kami, aku dan Baekhyun hanya melongo melihat kelakuan sahabat ajaib kami itu.
~oOo~

FF ~ I love but I hate the rain ^^

Haloha!! XD
eh ketemu lagi ama ICHAmpion *sebutanku
udah lama nih ga posting or sharing.. nah untuk kali ini aku post FF ku yang kedua...
moga yang baca suka ajah and tolong komentar yaa ...

I love BUT I hate the RAIN




I LOVE but I HATE the RAIN 1 (part 1)
Author : ICHAmpion alias Icha Sie Rizqa
Genre : Sad, Romance (?)
Cast : Seo Joo Hyun (GG) sbg Noh Ri Ah, Byun Baekhyun (EXO), Hwang Zi Tao (EXO), Kwon Yuri (GG).
Akan ada penambahan Cast seiring waktu ...
Maaf klo ada kata-kata yang salah...
sekali lagi RCL yaa ^^

(: HAPPY READING :)



Huh! Kenapa hari ini harus turun hujan? Apa mereka tidak tahu, kalau hari ini aku membawa tugas yang sangat banyak? Aku melirik jam tangan hitamku.
“aduh, udah jam 7 lewat 25 menit nih!” aku melirik langit sebentar “kenapa harus seperti ini?” aku mulai menghela nafas dan mengambil ancang-ancang untuk berlari dari halte bis ini menuju sekolahku, TB of Senior High School.
Aku telah berada di tengah jalan dan terdengar suara klakson yang nyaring, aku menoleh ke sumber suara itu.
“Aaaaahhh ~~~~” teriakku dan tugas-tugas yang ada di tanganku terhempas, tanpa ada kegiatanku untuk bergerak menjauh dari tengah jalan tersebut
‘Ya Tuhan, aku sekarang hanya bisa pasrah karena kakiku tidak mau meninggalkan tempat ini dan menyerahkan tubuhku ini pada-Mu. Ibu, SooYoo, MinWoo oppa maafkan aku jika aku memiliki salah dengan kalian aku mencintai kalian, Yuri.. Baekhyun sahabatku maafkan aku jika memiliki salah pada kalian. Aku akan selalu ingat kalian semua, I Love U All.’ Batinku, Aku menutup mata.
Kemudian terdengar lagi suara decitan ban mobil dan aspal yang saling berimpit. Aku semakin takut dan menggigit bibir bawahku sampai suara itu berhenti terdengar.
Oh Tuhan, apa aku sudah mati dan berada dalam surga hingga aku tidak merasakan sakitnya.
“Hei!! Kalau kau mau menyeberang lihat-lihat donk!” hah? Apakah itu suara malaikat? Tapi, terdengar seperti sedang marah-marah? Perlahan-lahan aku membuka mataku. ”Aku masih hidup?” aku memerhatikan tubuhku dari kaki dan berakhir memegang kepalaku.
“Hei, kenapa kau masih berdiri di situ? Cepat minggir” terdengar suara namja dari sebuah mobil. Huh siapa dia berani-beraninya ingin menabrakku? Awas saja dia.
Aku membereskan tugas-tugasku yang kini telah hancur, mungkin karena basah terguyur hujan
“Hei, apa kau tidak dengar!” seorang namja menghampiriku “kalau kau lari lihat-lihat donk!”
“Kau yang seharusnya lihat-lihat!” aku membela diri
“Aku tidak punya waktu untuk berdebat denganmu, jadi cepatlah minggir” perintahnya, aku mengacuhkannya dan melirik kembali jam tanganku. Hah? Sudah jam 7.30? aku pasti dapat hukuman lagi nih. Uuh! Menyebalkan!
“Hei! Kau harus tanggung jawab!” aku sedikit berteriak karena kami kan masih di tengah-tengah hujan.
“Apa maksudmu?” ya ampun, dia ini pura-pura tidak tahu apa? Aku hampir saja di tabraknya tadi. Huh! Dasar namja bodoh. Aku langsung masuk ke dalam mobilnya.
“Hei kau! Beraninya kau masuk ke mobilku” dia berteriak kemudian masuk ke dalam mobil mengikuti.
“Kau masih saja tidak sadar! Kau sudah hampir menabrakku tahu!” kataku saat dia sudah berada dalam mobil
“Ha? Kau yang tidak lihat-lihat kalau sedang berlari” dia tidak mau kalah
“Jelas-jelas itu salahmu! Kau menjalankan mobilmu terlalu cepat, kau tahu itu?” aku tetap membela diri.
Dia melihat ke arah tangannya mencari jam tangan yang menenteng di pergelangan tangannya “oh.. baiklah” masih terlihat wajahnya yang tidak terima “kau mau ke mana?” tanyanya
“Aku mau pergi ke TB of Senior High School”
“Benarkah? baiklah” ia mulai menjalankan mobilnya cepat
“Hei! Kau salah satu siswa sekolah itu ya?” ia melihat ke arahku. Ah apa dia tidak melihat pakaianku? namja ini bodoh ya.
Aku diam tak menjawab pertanyaannya “Yak! Bisakah kau jawab pertanyaanku?” dia sedikit berteriak, aku memutar bola mataku
“Penting gitu buat jawab”
“Yak! Tidak tahu terima kasih” matanya kembali focus ke jalan, aku tetap cuek. Emang penting gitu aku jawab pertanyaannya? Kenal aja berusan. Dia lalu singgah ke tepi jalan. Untuk apa? Aku kan buru-buru.
“Cepat turun!” bentaknya
“Mwo? Apa maksudmu? Kau mau menelantarkanku? Dalam keadaan begini? Kau memang namja bodoh ya?!” aku mulai emosi.
Apa maksudnya ini. Dasar kau namja bodooooh! Tidak punya perasaan! Aku ingin membentaknya balik tapi ini sudah sangat terlambat.
Aku menarik nafas dan mulai berbicara santai “baiklah, aku akan jawab tapi jangan turunkanku di sini. Jebal (tolong/mohon)” aku menyatukan telapak tanganku memohon permintaan maafnya, aku terpaksa meminta maaf
“Kau tidak bisa lihat pakaianku? Lihat lambangku” dengan bangganya aku menunjukkan tanda pengenalku yang ada nama dan di bawahnya bertuliskan ‘The Best of Senior High School’
“Namamu Noh Ri Ah??” aku mengangguk dia membulatkan bibirnya membentuk huruf ‘O’
Tak seberapa lama setelah perdebatan kecil, kami telah sampai di depan pintu gerbang sekolahku dan kami memasuki halaman, terlihat Mr. Kim telah menunggu kedatangan ku dari tempat parkir. Hujan sudah mulai reda, saat kami sampai di sekolahku.
“Yak! Kenapa kau ikut turun?? Pergi saja sana. Apa urusanmu?” dia tidak menjawabku tapi malah berlari menuju Mr. Kim, yah aku pun mengikutinya.
“Ayo! Ayo! Baris disini” mr Kim mengarahkan kami untuk berbaris dengan kayu yang ia pegang.
“Yak!! Kenapa kalian terlambat? Kau ..” Mr Kim menunjuk ke arahku “kenapa akhir-akhir ini selalu kau yang terlambat hah? Kau tidak punya kerjaan lain selain terlambat?”
“Anu pak .. ti..tidak begitu, tapi..i..ii”
“Tapi.. tapi.. selalu saja seperti itu!” aku menunduk pasrah, karena memang benar akhir-akhir ini aku selalu terlambat
“Kau, kenapa baru saja datang? Ini hari pertama mu”
“Maaf pak tadi, eehhh .. saya .. saya .. saya tadi bertemu Ri Ah di jalan lalu saya menyapanya dan mengajaknya untuk pergi bersama kemudian kami pergi dulu sebentar ke pom bensin karena ku pikir bensin yang ada di dalam mobilku sudah hampir habis” aku melongo melihat dia berkata bohong seperti itu, bisa bisanya dia berbohong seperti itu.
‘apa dia pikir Mr Kim akan percaya?? Huh! Ini akan menambah bebanku saja’ batinku
“Begitu kah?? Sepertinya kalian sudah saling kenal” ujar Mr Kim, Namja itu mengangguk.
“Baiklah, Ri Ah kali ini kau tidak akan di hukum. Ingat! tolong hari ini adalah hari terakhirmu terlambat datang ke sekolah! Ingat Ri Ah” ujar Mr Kim dengan mengarahkan kayu itu ke depan mukaku.
“Ne Mr Ne.. Ne..” ucapku sambil tersenyum paksa.
“Baiklah masuk ke kelas kalian” aku berjalan menuju kelasku XIA
Sekolah yang ku tempati ini memang tidak seperti sekolah lainnya yang mamakai jurusan untuk siswanya.
“oh ya Ri Ah.. tunggu sebentar..” Mr Kim menghampiriku
“Kau ikut dia saja, kalian sekelas” Mr Kim mengarahkannya untuk mengikutiku
“MWOO???!!!! (apa?!) Kami sekelaaaaaaaaaaaaas???!!” aku terkejut mendengar ucapan Mr Kim mengatakan itu. “Mr Kim apa tidak salah? Kami sekelas?? Aku? Aku dengan namja bodoh ini?”
“Noh Ri Ah..” Mr Kim tersenyum licik sambil memainkan kayu yang ada di tangannya, apa maksudnya mengancamku seperti itu? Hah? Ri Ah sabaar!.
Aku melanjutkan langkahku ke kelas di ikuti oleh namja bodoh itu.
“Ri Ah, jadi image-mu buruk yaa” apa yang ia bicarakan? Aku memutar bola mataku
“Jadi benar yaa image-mu buruk?! Omona! (ya ampun/astaga) Sepertinya aku harus menjauh darimu, sebelum aku mendapatkan image buruk” ia berjalan mendahuluiku
“Yak! Namja bodoh! Memangnya kau tahu kelas yang mana?” aku meremehkannya
“Oh iya.. aku lupa!” dia kembali menyamakan langkah denganku “Tapi jangan panggil aku namja bodoh! Aku juga punya nama tahu”
“Memang benar ya kau ini namja bodoh” aku tersenyum meremehkan
“Yak! Ku bilang aku juga memiliki nama!”
“Jadi jika kau punya nama, memang namamu siapa?” aku mencoba bertanya dengan meredam amarahku
TAO” ucapnya
‘what??!! Dia tidak tau namanya? Ah!! Jinjja!! (benarkah/benar”/sungguh)’ ucapku dalam hati
“Kenapa kau tidak TAU? Aku bertanya siapa namamu!” aku berhenti berjalan untuk menatapnya
TAO
“Yak!! Yang benar doonk !!!” aku mulai emosi
“namaku itu TAO!” dia juga terlihat mulai kesal
“SEKALI LAGI GUE TANYA, NAMA LO TUH SIAPAAA??!!” aku berteriak
“GUE BILANG TAO.. TAO!!!” dia juga berteriak
TAU..TAU..!! KAN GUE TANYA ITU NAMA LO! JAWABNYA TAU MULU!”
“EMANG NAMA GUE TAO!! TAO!! TAO!! NGERTI GAK SIH??!!” dia berteriak lagi
“GUE GAK TAU!! NAMA LO SIAPA??!! MALAH NANYA BALIK KE GUE!!” aku gak kalah berteriak dengan sekencang-kencangnya
“DARI TADI JUGA GUE UDAH BILANG NAMA GUE!! KALO GUE ITU TAO!!”
“GAK JELAS LO!!”
“LO TUH YANG GA JELAAS!!”
“APA LO BILANG?? GUE?? LO YANG BICARA GA JELAS!!”
“YAK! (hei!) YAK! YAK! ADA APA INI!!” terlihat Mrs Kwon yang memiliki image ‘galak’ itu berteriak melebihi kapasitas teriak kami
“Hah??!! Mrs Kwon?!” aku terkejut dengan kedatangan Mr Kwon “DIA NIH DULUAN Mrs Kwon!!” aku berteriak sambil menunjuk-nunjuk wajah namja bodoh yang berdebat denganku barusan.
“APA KAU BILANG!! DIA LEBIH DULU Mrs Kwon!!” namja bodoh ini memang tak mau kalah ya denganku
Kami terus berdebat dengan menuduh satu sama lain, mengadu kepada Mrs Kwon.
“Yak! Yak! Yak!! Bisakah kalian berdua tidak berteriak di telingaku! Hujan sudah berhenti dari tadi” ucap Mrs Kwon pada kami berdua dengan menunjukkan wajah kesalnya, aku pun menunduk dan di ikuti oleh namja bodoh itu yang sampai sekarang aku tidak tahu namanya.
“Kau? Kau siswa baru itu kan?” ucap Mrs Kwon
“Ne..”
“Baiklah sekarng jelaskan padaku, siapa yang memulai perdebatan tadi?” Mrs Kwon bertanya pada namja bodoh itu
“Yak! Mrs Kwon, mengapa kau bertanya padanya??! Dia pasti akan berbohong, pertama masuk sekolah saja sudah berbohong apalagi jika sudah lama berada di sini” cibirku pada Mrs Kwon dengan sedikit berteriak
“Tapi jika bukan karena ku! Kau pasti akan di hukum!”
‘Apa yang ia katakan? Jadi dia pikir aku berhutang budi padanya? Cih! Mana mungkin’ batinku
“SUDAH SELESAI BERBICARA KALIAN BERDUA?!!” Mrs Kwon mulai dengan aura yang berbeda kini, aku dan namja bodoh ini kembali terdiam.
“Baiklah..” Mrs Kwon menarik nafas lalu melanjutkan kata-katanya “Ri Ah, apa yang sedang terjadi?”
“Begini Mrs Kwon, saya hanya bertanya padanya..” aku menunjuk namja bodoh ini, “Siapa namanya? Lalu dia menjawab TAU, bahkan sampai beberapa kali saya bertanya itu tapi jawabannya selalu TAU
“Yak!! Memang aku TAO” dia membentakku
TAU,, TAU ,, TAU apaan ? TAU ISI?!!”
“Yak! Kau dasar!” dia menghampiriku melewati Mrs Kwon lalu mendorong tubuhku
“Yak!! Kau beraninya dengan yeoja!” seseorang kemudian langsung menghantam namja bodoh itu
“Aiiissshh!!! Siapa lagi kau?!” ucap namja bodoh itu setelah terduduk.
“Byun Baek Hyun! Hentikan” suara Mrs Kwon kembali nyaring “Kalian tidak sadar! Kalian sedang di perhatikan semua siswa, sadarlah!”
Aku baru tersadar, benar! Apa yang dikatakan Mrs Kwon tadi. Semua siswa memperhatikan kami, mereka keluar kelas dan ada juga yang melihat kami melalui jendela.
“Ri Ah? Kau baik-baik saja?” ucap namja tadi yang tidak lain adalah Baekhyun sahabatku.
“Ah, tak apa Baekhyun”
“Kalian bertiga! Ikut Mrs ke kantor” Mrs Kwon kemudian mengarahkan kami untuk mengikutinya.
Baekhyun membantuku berdiri, aku dan Baekhyun mengikuti Mrs Kwon.
“Yak! Kalian meninggalkanku!” namja bodoh itu bersuara lagi, aku dan Baekhyun mengacuhkannya.
“Oppa! Kau kenapa??”
“Oppa, apa itu sakit?”
“Oppa tak apa??”
“Mereka memang begitu oppa..! Seenaknya!”
Terdengar suara-suara dari yeoja yang menghampiri namja bodoh itu.
“Yak! Awas kau Ri Ah!” terdengar suara yeoja, yang lagi mengancamku
Aku berhenti sejenak setelah mendengar perkataan yeoja tadi, Baekhyun menggeleng ke arahku seakan-akan dia tau apa yang akan ku lakukan.
Aku kembali meneruskan langkahku menuju kantor.
Di kantor, aku, Baekhyun dan namja bodoh ini sedang berhadapan dengan Mrs Kwon. Entah apa yang akan terjadi kini, tapi setidaknya keringat ini dapat menunjukkan bahwa aku takut untuk menerima kejadian apa yang akan ku hadapi.
“OK, Mrs tidak akan menanyakan apa yang terjadi barusan..”
Peluh mulai banyak membasahi wajahku
“Mrs hanya ingin memberi kalian hukuman..”
‘Hukuman lagii??’ protesku dalam hati
“..Kalian harus membersihkan ‘TOILET’ sampai bersih dan baru setelah itu kalian boleh masuk kelas, paham?”
“Ne Mrs ..” ucap kami bertiga bersamaan
“kecuali kau Baekhyun...” Mrs Kwon menunjuk Baekhyun “...karena kau telah memukul seseorang jadi kau akan di hukum menbersihkan gudang! Arraseo!”
Aku, Baekhyun dan namja bodoh itu mengangguk lalu meninggalkan KANTOR
~oOo~

Rabu, 20 Maret 2013

tanda tangan member EXO K and EXO M

EXO-K :
D.O, Sehun, SuHo, Kai -> simple banget menurutku
BaekYeol -> rumit -memang-

~oOo~
EXO-M :
Kris and Tao -> couple ini menga lucu sama-sama tanda tangannya simple amat
Luhan, Xiumin, Chen, Lay -> keren tapi bingung -.-

ambil dari -->

EXO - K | EXO - M Indonesia ( BB Korea )

Sabtu, 16 Februari 2013

Penantianku (Fanfiction) by Icha Sie Rizqa



 Editor by Icha Sie Rizqa

~oOo~
Icha Sie Rizqa
~oOo~

Judul : Penantianku
Genre : Sad Romance (?)
Cast :
^^Xi LuHan as Akirana Makoto
^^Seo Joo Hyun as Xi Jia Lin & Yukina Makoto
~o~
Maaf jika ada kesamaan nama, cast, kata, perbuatan, perlakuan, jalan cerita dll ..
karena saya juga terinspirasi dari FF lain yang saya baca ^^

* Happy Reading ^^ *
# Sad Reading #

Hai .. kenalkan aku adalah Yukina Makoto nama asliku Xi Jia Lin, kalian pasti bingung kenapa namaku ada 2. Yukina Makoto adalah nama Jepangku dan Xi Jia Lin adalah nama Chinaku.
Hari ini aku ingin bertemu dengan seseorang yang spesial bagiku. Walaupun ini masih musim dingin, hari ini tanggal 31 Desember 2012 aku telah lama tidak bertemu dengannya sejak kejadian 5 tahun lalu.
Aku memakai jaket tebalku “Yukina? Kau mau pergi lagi?” Tanya kakak Yoshi, “iya kak J aku tidak akan melupakan kejadian tanggal 31 Desember ini” ucapku seraya tersenyum “emmh baiklah.. kau hati-hati ya Yuki” ucapnya menggenggam tanganku, aku mengangguk pasti.
Perlahan-lahan aku berjalan menuju tempat-nya, Akirana Makoto. Jauh memang tapi aku memilih untuk berjalan kaki saja. Selagi aku berjalan, aku mengingat pertama kali aku dan Akira bertemu. Ya, di tempat itu aku bertemu dan berpisah dengan Akira.
Bandara.
“mama, aku mau es krim itu” rengekku pada mamaku
“Jia, pesawat kita sudah mau berangkat, tidak ada waktu untuk membeli es krim itu” jelas mama
“tapi aku mau sekaraaaang” manjaku lagi
“nanti setelah kita pulang ke China mama akan belikan kamu es krim yang banyak ya, sayang” mama tersenyum meyakinkanku.
Waktu itu aku masih berumur 3 tahun dan tidak tahu apa-apa dan kami ini berada di Jepang karena urusan bisnis papaku.
“ma, aku mau pipis” ucapku bohong
“benarkah? Ayo cepat kita ke toilet!”
“tak perlu mama, Jia bisa pergi sendiri” aku memastikan
“baiklah. Tapi cepat ya sayang, mama tunggu di pesawat” mama mencium pipi bakpaoku.
Aku tersenyum riang karena mama tidak curiga sedikit pun padaku, aku langsung pergi membeli es krim. Aku ingin membeli es krim itu tapi aku lupa kalau bahasa Jepang berbeda dengan bahasa Mandarin
“kakak, aku beli 2 rasa coklat” ucap seorang anak laki-laki yang kira-kira sebaya denganku, aku menatapnya yang membawa 2 buah es krim itu. “adik mau es krim juga? Tapi maaf es krimnya sudah habis” ucap pelayan itu tapi aku tidak mengerti apa yang ia katakan. Aku kembali menatap anak laki-laki itu “apa?!” ucapnya sinis. Dia pergi meninggalkanku tapi aku terus membuntutinya sampai di taman.
“Mamaa~ !” teriaknya
“ada apa sayang?” wanita paruh baya memeluknya
“itu~” dia menunjuk ke arahku
“hai anak manis? Apa yang kau lakukan disini?” kata wanita itu dengan bahasa Jepang, aku hanya diam.
“sepertinya dia menginginkan es krimmu itu Akira” seorang perempuan yang berada di balik punggung wanita itu angkat bicara
“benarkah? Akira ayo berikan padanya 1”
“tidak mama! Ini milikku!” dia mengambil lagi es krim yang diberikan mamanya padaku, aku menangis.
“sudah, sudah. Nanti akan bibi belikan 1 untukmu” ucap mama anak laki-laki itu padaku dan memelukku.
“ada apa ini?” seorang laki-laki paruh baya juga mendekat
“papa~” kata bocah laki-laki itu lagi.
“siapa ini ma?”
“entahlah mama juga tidak tau pa, dia tiba-tiba mengikuti Akira” jelas wanita yang di panggilnya Mama itu.
“hai!” laki-laki itu melambaikan tangan
“haa..i” balasku gugup dengan bahasa Mandarin dan hanya menebak apa yang ia katakan.
“oh kau dari China ya?” ucap laki-laki itu memakai bahasa mandarin sekarang.
“mana orang tuamu?”
“mereka di Bandara” aku berkata polos dan menunduk
“apa kau sudah ketinggalan pesawat nak?” aku hanya diam menyesali kesalahanku.
“bagaimana ini? Dia ketinggalan pesawat” ucap laki-laki paruh baya tersebut dengan bahasa Jepangnya
“benarkah pa?”
“iya ma”
Semua terdiam dan anak perempuan yang terlihat lebih tua dariku angkat bicara “bagaimana kalau dia jadi adik angkatku saja ma, pa” terlihat orang yang ia sebut mama dan papa berpikir sejenak
“baiklah! Apa boleh buat” papanya menghela nafas dan menjelaskan dengan bahasa Mandarin padaku, aku mengangguk saja.
“Hhuuuhhhhhh” Aku tersenyum mengingat peristiwa konyolku itu. Sejak saat itu nama Xi Jia Lin ku diganti menjadi Yukina Makoto dan aku menjadi bagian dari keluarga Makoto.
Aku menyinggahi sebuah toko bunga membeli mawar putih kesukaannya. Saat membeli bunga aku melihat 2 remaja yg sepertinya sepasang kekasih. Mengingatkanku akan kejadian saat aku dan dia masih kecil..
“hei kenapa kau mengambil makananku?” kesalku pada Akira dengan bahasa Jepang yang sudah sedikit fasih
“ambil ini! Ambil ini!” dia mengangkat makananku ke atas, apa dia sengaja mengejekku karna aku lebih pendek darinya. Aku semakin dekat dengan Akira setelah hari ke hari tahun ke tahun. Dan kini dia selalu ada saat aku membutuhkannya.
“sini, sini!” bentakku pada Akira. Dia hanya menjulurkan lidahnya :p aku berpura-pura menangis dengan memeluk lututku. Tidak ada suara darinya, apa dia diam? Atau meninggalkanku?
“sudahlah, akukan hanya bercanda” terdengar suaranya yang menyesal dia kemudian memberiku setangkai bunga mawar putih yang sangat cantik dan memakaikannya di telingaku.“waah! Kau tidak cocok memakai mawar ini Yuki .. sini biar ku buang” aku melindungi mawarku
“apa katamu??! Awas kau Akira” teriakku, dia berlari menggenggam tanganku sambil tertawa.
“Dasar kau menyebalkan” ucapku tersenyum menatap mawar putih yang telah ku beli.
Oh iya aku juga ingat saat kami masih kecil itu, Akira curhat kepadaku.
“Yuki-chan, aku ingin jujur padamu” dia bicara dengan gugup
“apa itu?” aku mulai penasaran
“aku sebenarnya sedang menyukai seseorang” dia berbisik
“benarkah? Siapa itu?” aku menatap matanya
“ah tidak!” Akira kemudian pergi begitu saja
“aah Akira! Kau mau kemana? Siapa dia?” teriakku, tapi dia tetap melangkah
“kakak, Akira mau kemana?” aku bertanya pada kakak Yoshi
“kakak juga tidak tahu” ia mengangkat bahunya
Beberapa lama aku menunggunya akhirnya Akira pulang dengan membawakan aku bunga mawar putih
“ini untukmu” Akira menyerahkan bunga mawar putih itu untukku
“terima kasih Akira” aku mencium wangi bunga itu.
Ooh indahnya masa-masa itu.
Aku kembali berjalan melewati pohon-pohon sakura dimana ketika kami tengah menginjak masa-masa remaja. Aku melihat dan mengingat-ingat kejadian dulu waktu di pohon ini. Goresan huruf dan nama kami yang tak berubah satupun dari pohon itu.
“Yuki, apa yang kau tulis?” Tanya Akira padaku. Aku tersenyum dan menunjuk goresan yang ku tulis.
“Yuki Akira Jia?” dia mengangkat satu alisnya “siapa Jia?”
“Jia adalah nama China ku” “benarkah itu? Apa kau ingat nama lengkapmu?” tanyanya menatapku serius.
“tentu saja” Aku tersenyum lebar “Xi Jia Lin”
“Xi Jia Lin?? Apa kau tau arti dari namamu?” tanyanya semangat, aku mengangguk pasti “apa?” sambungnya
“Perhiasan keberuntungan yang indah”
“Perhiasan keberuntungan yang indah?? Benarkah itu?” dia merasa tidak percaya
“kau kira aku berbohong!” jitakanku melayang di kepalanya, ia merintih kesakitan
“kalau arti namamu apa, Akira?” tanyaku balik
“Eeemmmmhh ... kasih tahu  ga yaa?” jawabnya terkekeh, aku menunjukkan wajah kesalku. “haha .. kau terlihat cantik jika seperti itu” tanganku siap sedia sudah ingin memukulnya “ya ya ya baiklah. Arti dari namaku adalah kejelasan yang benar”
“hah, benarkah itu? Aku tidak yakin” ucapku sedikit meragukannya “dan apa kau tahu apa arti namaku? Yukina Makoto?” aku menatap matanya tajam
“sepertinya aku tahu apa arti namamu itu” aku tersenyum sembari menunggu jawaban darinya “kebaikan yang tulus” jawabnya singkat “katanya nama itu berpengaruh pada kehidupan” ucapnya dengan nada menyeramkan
“apa siih! Itu cuma tahayul” aku mengabaikan ucapannya.
Dia kemudian melanjutkan goresan yang aku buat hingga membentuk hati.
“mengapa kau buat bentuk hati?” tanyaku
“ini tuh cinta bodoh, kita kan akan selalu bersama” ia tersenyum
“baiklah, tapi jangan panggil aku bodoh, jelek” ejekku menjulurkan lidah
Masa-masa saat itu yang selalu ingin ku ulang, tapi sayang itu tidak akan terjadi.
Aku ingat di kursi taman dekat pohon sakura itu aku pernah menagis karena dia, Akira. Waktu SMA Akira sangat populer di sekolah, dan kalian pasti tahu jika pria populer seperti Akira akan banyak perempuan yang mengejarnya.
Saat itu ketika kami ..
Akira dan aku selesai ekstra kulikuler Seni kami pulang dengan bergandengan, tapi ada segerombolan gadis yang mengejar kami, eh bukan kami tapi yang pasti Akira kemudian melepaskan genggamanku dan Akira sontak aku terdorong karena gadis-gadis itu. Aku mendengus kesal dan meninggalkan Akira bersama mereka. Aku berjalan sendiri dan singgah di pohon yang kami tulisi, sambil menangis aku mengusapkan tanganku ke pohon itu. Kemudian aku memeluk lututku lalu menagis di kursi dekat pohon itu. Lumayan lama aku menagis hingga akhirnya ada terdengar langkah kaki seseorang dan menepuk pundakku, aku menatap seseorang itu.
“Yuki, kau menangis?” tanyanya, Akira.
“tidak, aku hanya kelilipan debu tadi” kataku sedikit terbata-bata
“benarkah? Aku tidak yakin” balasnya tak percaya
“percayalah” ucapku lemas sambil tersenyum paksa meyakinkannya
“baiklah aku percaya padamu” Akira membalas senyumku “aku memiliki hadiah untukmu, ini!” sambungnya. Ia menunjukkan kantong-kantong yang penuh dengan permen
Aku menatapnya heran “darimana kau mendapatkan semua ini? Kaukan tidak memiliki banyak uang untuk membeli itu semua”
“yap! Aku memang tidak membelinya, tapi ..” dia tersenyum “ aku diberi oleh adik-adik kelas tadi, hehehe J kau sih tadi tidak ada jadi aku hanya membawa sebagian dari yang mereka berikan, mengapa kau menghilang? Akub sangat kerepotan tahu” ia berceria dan aku hanya memanyunkan bibirku kesal dan pergi meninggalkan Akira.
“hei! Yuki, kau kenapa? Kau marah padaku?” Tanya Akira mengejarku
“Tidak. Aku hanya kesal melihatmu dan gadis-gadis itu, uupps!” aku menutup mulutku, aku keceplosan.
“Hwwwaaaaa ... Apa kau menyukaiku???” teriaknya seraya menyamakan langkahnya denganku
“apa kau bilang, aku menyukaimu??” aku berhenti berjalan karena kaget mendengar kata-kata Akira yang keluar dari mulutnya dan sukses membuat tubuhku berhenti bekerja, hanya jantungku yang berdegup tak karuan
“benaaaarkaan ??!! mengaku saja” ejeknya
“tidak” ucapku ketus
 “mengapa wajahmu memerah?? Coba lihat itu, coba lihat” dia menunjuk-nunjuk pipiku
“hah?!” aku segera menutupi pipiku
“tuuh kan benar!” dia mencubit pipiku
“sudah ku bilang tidak ya tidak” ucapku sedikit kesal, aku kembali berlari meniggalkannya.
Itu adalah saat pertama kali aku mengetahui bahwa aku menyukai Akira dan itu juga adalah awal kejauhan dari kami sampai aku kuliah dan pergi ke New York.
Hatiku terasa sakit saat aku ingin pergi meninggalkannya ke New York dan melanjutkan kuliah. Tapi disamping itu aku juga merasa senang bisa melupakan cintaku padanya, yang mungkin telah bertepuk sebelah tangan.
Hari itu adalah hari keputusanku untuk memilih aku tetap melanjutkan mengelola “Makoto’s Resto” atau kulian di New York. Akira, ia sudah di masuk kuliah dan berniat untuk melanjutkan perusahaan ayahnya sedangkan aku? Aku masih galau, galau dan G.A.L.A.U.
Apa kalian tahu? Kalian pasti tidak tahu perasaanku saat itu. Abaikan perkataan ku tadi ^^V
“Yuki tersenyumlaah .. ini adalah hari yang baik. Coba lihat salju akan turun” ucapnya menghiburku dan menunjuk ke arah langit, aku tersenyum menghargai usahanya untuk menghiburku walaupun hanya sebuah senyum yang terpaksa “Yuki ... senyummu itu sangat terpaksa, aku tahu” aku tidak peduli dengan apa yang ia katakan padaku. Aku tetap melanjutkan langkahku. Dia tetap mengusik dan menjahiliku.
“ah .. Yuki tidak asik” dia sedikit kesal
“Akira, apa kau tidak kuliah sekarang?” aku menatapnya malas
“tidak. Aku ingin menemanimu saja” dia menggandeng tanganku dan berjalan lebih dulu
“lebih baik kau masuk kuliah, nanti kau tidak lulus. Apa kau mau?”
“tapi kan Yuki-chan ..” ucapnya tidak semangat lagi
“sudahlah, jangan pikirkan aku. Pikirkan saja dirimu sendiri” aku berhenti dan menatapnya sebentar kemudian tersenyum “sekarang kau yang tersenyum Akira-san tidak usah pikirkan aku” aku menghiburnya yang terlihat lemas dengan mencubit pipi kirinya.
“tapi kau pasti memutuskan yang terbaik, bukan?” Akira memajukan sedikit wajahnya dan menatapku serius
“ya pastilah”
***
Hari ini aku memutuskan untuk pergi ke New York dan meninggalkan semua kenanganku bersama Akira. Entahlah aku tidak tahu kenapa aku memilih untuk pergi ke NY daripada disini? apa mungkin aku sudah terlanjur sakit hati pada Akira? Huh! Entahlah.
Aku pergi ke bandara tanpa berpamitan pada Akira, karena kutahu jika aku bilang padanya bahwa aku memilih untuk pergi dia pasti akan mencegahku.
“mama, papa, kak Yoshi. Yuki pergi dulu yaa, bye” aku melambaikan tangan setelah memeluk mereka
“Yuki tidakkah kita memberitahu Akira dulu bahwa kau akan pergi?” Tanya kak Yoshi yang mencegatku
“tidak kak, tidak perlu. Akira pasti sedang sibuk kuliah sekarang” sambil melepas tanganku dari kak Yoshi, aku melambai sekali lagi dan memasuki pesawat
***
5 tahun kemudian aku kembali ke Jepang untuk bertemu dengan keluargaku
“aah kau Yuki? Yukina Makoto?” aku mengangguk pada kak Yoshi yang terlihat kaget ketika membukakanku pintu “ma, pa. lihat siapa yang datang!!” teriak kak Yoshi
“aah Yukina-chan!!” saat melihatku mama dan papa langsung memelukku aku membalas memeluk mereka
“kenapa kau tidak bilang kalau mau balik lagi ke Jepang. Kan biar Akira yang menjemputmu” kata kak Yoshi
“tidak. Aku tidak ingin merepotkan kalian” aku tersenyum manis menatapnya
“baiklah. Lebih baik kau ke kamarmu dan istirahatlah dulu” papa menyuruhku dan aku mengangguk
“sini mama bantu mengangkat barang-barangmu itu” tawar mama yang menunjuk barang bawaanku
“tak usah ma” aku menolak
“kau kan capek, biar mama saja” aku menarik nafas dan mengangguk mengiyakan tawaran mama
***
Aku berbaring untuk istirahat sebentar hingga aku terlelap.
Apa kalian tahu? Saat aku bangun dari tidurku aku melihat Akira sudah berada di depan mataku. Aku sedikit shock mengetahui itu.
Dia kemudian keluar dari kamarku dan berjalan menuju jembatan di samping sungai dekat rumah kami, aku mengikutinya karena penasaran dengan apa yang ia lakukan di kamarku tadi.
Suasana canggung pun mulai terasa di antara aku dan Akira, aku tidak berani memulai pembicaraan.
Setelah hening beberapa menit lalu Akira memulai membuka pembicaraan
“kenapa kau pulang?” ucapnya kasar
“maksudmu?” aku tidak mengerti apa yang ia maksud
“kau tidak mengerti atau pura-pura tidak mengerti, hah?”
Aku benar-benar tidak mengerti dan memulai memperlihatkan wajah penuh tanya, ia menghela nafas.
“kenapa kau pulang? Setelah meninggalkanku 5 tahun lamanya dan tanpa kabar!!” teriaknya padaku
“maaa..” aku belum selesai mengucapkan kata maaf di melanjutkan omonganku
“maaf?? Maaf?? Hanya itu kah?? Saat kau pergi, kau tidak memberitahuku!! Kenapa? Kenapa Yuki-chan?? Kau egois Yuki-chan” ia tidak mampu lagi membendung air matanya dan membiarkannya membasahi pipi kemudian pergi dari hadapanku
“maaf” kata itu yang selalu kuucapkan saat menatapnya semakin menjauh dari hadapanku
Ketika itu aku menangis dengan wajah yang menunduk masih terpaku ditempatku
Entahlah mengapa kini aku juga menangis mengingat peristiwa tadi saat ia meneriakiku.
***
Sudah 2 hari Aku dan Akira tidak saling menyapa, tidak enak sih 2 hari tidak saling sapa apalagi setiap hari kami selalu bertemu
Kini, aku sedang berada di kamar dan seseorang datang dari balik pintu kamar ku seraya berkata “Yuki, bisakah kau temani aku ke pesta malam ini?”
Aku membalikkan wajahku mengarah suara itu dan kudapati Akira yang tengah menatapku, aku hanya diam. Melihatku mengacuhkannya dengan membalikkan pandanganku lagi ke semula  dia kemudian berkata lagi “Yuki, bisakah kau temani aku ke pesta malam ini?” aku tetap diam, tak apakan aku membalas kelakuan kasarnya kemarin lusa “Yuki, apa kau mendengarku?” dia mulai kesal “Aiisshhh ... bisakah kau menjawabku!” aku kembali diam, dia mendekatiku yang berada di atas kasur dan mendekatkan wajahnya menatapku “Hei! Apa kau mendengarku?” aku hanya diam “Apa kau sudah tuli?” jitakanku mendarat mulus di kepalanya “Kenapa kau menjitakku?? Apa maumu, heh?”
“kau, apa yang kau mau? Kau mengataiku tuli” aku menatapnya tajam
“huuh... baiklah. Sekarang kau jawab ajakan ku”
“Apa?” Aku pura-pura tidak tahu
“Yuki. Apa kau tidak mendengarnya tadi?” ucapnya kesal
“Tidak. Memangnya apa?” jawabku enteng
“Bisakah kau menemaniku ke pesta malam ini?”
“pesta untuk apa? Dan haruskah?”
“Pesta kantor, menyambut klient baru”
“memang apa untungnya kalau aku menemanimu?” ucapku sok jual mahal, terlihat ia berpikir sejenak dan menjawab pertanyaanku
“Aku akan memaafkanmu” dia membuang mukanya ke arah jendela
“memaafkanku? Aku tidak butuh itu, kau tidak memaafkanku juga tidak masalah” dia kembali menatapku
“tapi itu masalah bagiku”
Deg
jantungku terasa berhenti, mengapa ia mengatakan itu. Apa maksudnya? Ap..ap..apa di..di..dia menyu... Ah, tidak mungkin, dia kan sudah punya...
“oh ya Akira, kau kan memiliki gadis incaran? Siapa dia? Apa dia sudah menjadi pacarmu? Ceritakan bagaimana?”
Kenapa? kenapa kata-kata ini keluar dari mulutku? Aku tidak ingin mendengar jawabannya, itu pasti menyakitkan
“emmh.. aku sedang bertengkar dengannya”
“Benarkah? Kau harus perjuangkan cintamu, jangan berpisah dengannya ya?” ups!! Mengapa aku mengatakan hal bodoh seperti itu? Harusnya aku bahagia kan dia bertengkar
“aku akan berjuang!” Akira mengepalkan tangannya semangat
“ayo kembali ke topik awal” ucapnya
“baiklah, memangnya kenapa?” tanyaku gugup
“Karna ... aku tidak ingin kita bertengkar...” aku menatapnya dengan wajah yang tidak percaya “aku juga ingin kita selalu bersama ... seperti dulu” dia kembali membuang pandangannya, aku tersenyum dan menggenggam tangannya
“Benarkah itu? Jadi kau memaafkanku?” ucapku gembira menatap matanya, dia mangangguk.
“aaahhh terima kasih Akiraaa ...” ku tarik-tarik pipinya gemas
“aaaiikkk aaahh .. cceeaaaapp aattt .. jaangttii aaaajjjjjjuuu mmuuu” ia bicara tak jelas tapi aku mengerti.
“baiklah, baiklah aku akan ganti bajuku” aku tersenyum dan mendorongnya keluar dari kamarku
Beberapa saat kemudian aku keluar dari kamar dan memakai sebuah dress
“Yuki, apakah kau sudah sii ...” ucap Akira terpotong karena melihat aku yang sudah berada di depannya
“kau cantik Yuki” ia menatapku
Deg .. jantungku berdebar kembali.
“kau juga tampan” aku memberikan senyuman manisku “ayo kita pergi” aku menggandeng tangannya
Di pesta itu takdir mempertemukanku dengan orangtua kandungku yang ternyata klient baru dari perusahaan papa Akira, Makoto. Dari situ aku dan Akira di jodohkan ...
“hah?! Kami di jodohkan?? Aku dan Akira?” aku shock mendengar kata itu walaupun bahagia tapi aku tahu kalau Akira sudah memiliki wanita incarannya sendiri dan mungkin mereka sudah pacaran.
“kau kenapa Jia?” ucap ibu kandungku, aku menggeleng dan menatap Akira sebentar
“Kalau itu yang seharusnya terjadi, baiklah” aku terkejut mendengar apa yang Akira katakan
“kkkaaauu .. apa yang kau lakukan?” dia menatapku bingung
“memang apa?” dia menggaruk kepalanya yang kukira itu tidak gatal dan menandakan ia sedang bingung sekarang
“hei! Bukankah kau memiliki wanita incaran sendiri?”
“Yap!”
“lalu kenapa kau menyetujui perjodohan ini?” aku bingung dan mulai emosi menanggapi kelakuan Akira, dia sadar atau tidak sih?
“Memangnya ..”
“itu tidak boleh, itu tidak boleh. Aku tidak mau menyakiti hatimu, kau ingin bersama dia kan? Jangan membuatku merasa bersalah Akira” aku memotong ucapan Akira , sambil berjalan mondar-mandir di hadapannya
“apa maksudmu?”
“apa maksudku? Kau tidak tahu?” Akira mengangguk “hhhhhhhhuuuuuuuuuuhhhh” aku mengambil nafas kemudian menjelaskannya kembali
“aku tahu kau memiliki wanita pilihanmu sendiri ..” Akira mengangguk “jadi, tolaklah perjodohanmu denganku ini. Aku tidak ingin menyakiti hatimu yang mau hidup bersama wanita yang kau inginkan”
“untuk apa aku menolak perjodohan ini?” dia tersenyum. Aku semakin bingung dan emosi melihat senyumnya
“untuk apa? Apa kau tidak mau bersamanya?”
“jelaslah aku ingin bersamanya”
“maka dari itu tolak perjodohanmu denganku ini”
“hahahhhaa ...” dia tertawa, membuatku semakin bingung dengan Akira “kau tidak usah memperdulikanku, yang jelas aku akan menerima perjodohan ini karna ...” aku menatapnya tajam “wanita yang selama ini aku tunggu adalah kau Yuki, Kau Yukina Makoto” aku terkejut dengan pernyataannya itu dan apakah artinya dia mencintaiku? Mencintaiku? Aku tambah semakin emosi. Jadi, dia mencintaiku sejak dulu? Aku mengacak-acak rambut dan mulai bersikap tenang.
“jadi maksudmu ... wanita yang dulu kau ceritakan padaku itu ... adalah aku?” aku memastikannya seraya menunjuk kearahku sendiri
“ya. Itu kau Yukina Makoto, upppss salah maaf, Xi Jia Lin” Aku tersenyum dan memeluknya erat
“jadi bagaimana? Apakah itu artinya kalian setuju?” ucap ayah kandungku, kami hanya mengangguk.
“baiklah jadi besok kalian akan di nikahkan” ucap papa Akira
“secepat itu?” aku dan akira membulatkan mata, kedua orang tua kami hanya mengangguk. Aku tidak habis piker apa yang mereka inginkan dengan menyuruh kami menikah secepat itu? Tapi biarlah yang jelas aku akan bersama Akira ^^
***
Hari itu 31 Desember 2007 adalah hari pernikahan kami, setelah kami menikah. Beberapa menit kemudian Akira menerima telpon dan harus pergi saat itu juga ke New York untuk urusan pekerjaan. Aku mengizinkannya pergi dan mengantarnya ke Bandara.
“Kau hati-hati yaa. Cepat pulang” aku selalu memberi senyuman manisku padanya. Aku sebenarnya tidak rela dia pergi setelah pernikahan kami yang baru beberapa menit lalu. Tapi tak apalah dia juga bekerja untukku dan keluarga.
“kau juga hati-hati ya, tunggu aku pulang ya sayang” Akira memelukku.
Entah feeling buruk apa yang tengah kurasakan, tapi dia memelukku begitu hangat.
“janji ya kau akan pulang besok, besokkan Tahun Baru aku tidak ingin melewatkannya denganmu”
“iya aku janji” dia mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingkingku dan mengecup puncak kepalaku sekilas
“ibu, ayah, kakak, ibu mertua, ayah mertua Akira pergi dulu ya .. bye semua” dia melambaikan tangan dan masuk ke dalam pesawat
Tak lama saat kami keluar dari bandara terdengar suara ledakan dari pesawat yang mungkin Akira tumpangi dan saat kami malihatnya kembali. Benar, itu adalah pesawat yang Akira tumpangi meledak.
Melihat itu aku tidak bisa berkata apa-apa. Lututku, kakiku, tubuhku seakan-akan tidak memiliki kekuatan lagi untuk melangkah. Bibir bawahku yang bergetar, hatiku dan jantungku serasa berhenti beroperasi melihat puing-puing pesawat yang berhamburan.
Entah apa yang kurasakan sekarang! Semua rasa campur aduk di hatiku.
 Melihat itu, mayat bertebaran. Aku langsung menangis dan mendapati mayat seorang laki-laki dengan pakaian yang lengkap dan dan dan memakai cincin pernikahan ku dan Akira. Aku masih tak percaya lalu ku tatap wajahnya lekat-lekat dan ku menutup mulut agar tidak menambah air mataku tapi, tapi itu malah membuatku semakin menangis bahkan aku berteriak histeris.
Di..di..dia .. suamiku?!! aku berteriak tak karuan entah apa yang kupikirkan aku berteriak dan menangis sejadi-jadinya.
“Jia sabar! Sabar! Sabar!” kakak Yoshi mencoba mengendalikanku yang sedang emosi tak karuan menangisi laki-laki yang kucintai dan baru saja menjadi suamiku beberapa menit lalu.
“Bangun! Bangun! Bangun Akira~!! Akiraaa~ cepat bangun!!” aku berteriak sambil menggoyang-goyangkan bahunya berharap ia bangun memelukku dan merayakan tahun baru bersama berbahagia bersamaku.
“Jia...” ucap ibu kandungku aku memalingkan wajah menatapnya dan menatap tajam orang-orang yang membicarakanku
Mungkin sekarang mereka menganggapku aneh bahkan gila.
Biarlah, aku memang sedang tidak sadar apa yang ku lakukan sekarang.
“Relakan saja dia, Jia” ucap ibu kandungku seraya memelukku “itu sudah takdir Tuhan” dia mengelus lembut rambut panjangku
“Tapi kenapa begini? Kami baru menikah. Apa Tuhan tidak ingin melihatku bahagia hingga ia meninggal??”
“Kau tidak boleh seperti itu, Tuhan pasti memberikanmu yang terbaik, Jia”
Aku sadar ini memang berlebihan, ku tersenyum dan mengeratkan pelukanku pada ibuku.
Itulah awal dari perpisahan kami dan akhir dari pertemuan kami.
Sekarang aku telah sampai di tempat-nya, Akira. Ku pegang benda dingin yang kini menjadi tanda dia telah tiada dan mengusapnya beberapa kali. Di tempat terakhirnya kini ia sedang menantiku di surga.

~END~

udah selesai ceritanya ^^
jadi aku ingetin lagi yaa ..
ini tuh hasil pemikiranku kalo ada sama kata-kata, cast, dan jalan cerita aku minta maaf .. ini juga aku terinspirasi dari berbagai FF yang aku baca ...
mungkin salah satunya adalah FF anda (Readers) mian kalo mirip ^^
#Salam persahabatan ^^
#ICHAmpion ^^